animasi

Kamis, 23 April 2015

Mengenal Suku Batak Toba, Tapanuli


Suku Batak Toba, adalah satu etnik dari sekian banyak rumpun Batak yang terdapat di Sumatera. Wilayah pemukiman suku Batak Toba meliputi kabupaten Toba Samosir yang terdiri dari Balige, Laguboti, Parsoburan dan Bor-bor dan sekitarnya.
Pada masa dahulu wilayah suku Batak Toba berada di Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah, yang disebut sebagai satu kesatuan etnis saja, yaitu suku Batak Toba. Tetapi karena terdapat perbedaan letak geografis dan pembagian distrik, maka saat ini suku Batak Toba dibagi menjadi beberapa puak Batak, yang disebut sebagai Rumpun Tapanuli yang saling berkerabat dekat secara kultural, yaitu suku Batak Toba, Batak Samosir, Batak Humbang dan Batak Silindung. Selain beberapa puak tersebut , suku Batak Toba juga masih berkerabat dengan suku Batak Angkola dan Batak Mandailing.
Salah satu kedekatan antara beberapa puak di atas adalah dapat dilihat dari mayoritas penduduk asli suku Batak Toba adalah marga-marga Hutabarat, Panggabean, Simorangkir, Hutagalung, Hutape, Lumbantobing dan Pardosi. Ke 7 marga tersebut adalah keturunan dari Guru Mangaloksa, salah satu anak Raja Hasibuan dari wilayah Toba. Demikian juga dengan marga Nasution yang banyak tinggal di wilayah Padang Sidempuan adalah saudara kandung marga Siahaan dari Balige, kedua marga ini berasal dari keturunan leluhur yang sama.

Walaupun saat ini beberapa tulisan menyatakan berbeda, tetapi berdasarkan sejarah budaya, adat-istiadat dan bahasa, suku-suku batak di Tapanuli berasal dari rumpun asal usul yang sama. Hanya saja karena telah terpisah sekian lama, maka terbentuklah beberapa komunitas dengan identitas masing-masing yang sekarang menjadi suku Batak Toba, Batak Humbang, Batak Silindung dan Batak Samosir. 



Komunitas suku Batak Toba terkonsentrasi dalam wilayah Kabupaten Toba. Meski menurut sejarah suku Batak, bahwa orang Batak Toba juga berasal dari Samosir, yang sejak berabad-abad yang lalu telah bermigrasi ke daerah-daerah di seberang pulau Samosir yang dianggap menjanjikan kehidupan yang lebih baik.
Orang Batak Toba memiliki marga yang menunjukkan identitas dari keturunan mana mereka berasal. Nama marga ini diperoleh dari garis keturunan ayah (patrilineal) yang selanjutnya akan diteruskan kepada keturunan laki-laki secara terus menerus. Menurut anggapan orang Batak, "anak" (anak laki-laki) adalah raja, sedangkan "boru" (anak perempuan) berarti marga putus sampai di situ. Marga-marga pada suku bangsa Batak Toba yang marbona pasogit (berkampung halaman) di daerah Toba, dikatakan sebagai Sonak Malela mempunyai 3 putera dan menurunkan 4 marga, yaitu: Simangunsong, Marpaung, Napitupulu dan Pardede serta keturunan Nairasaon yang terdiri dari Butar-butar, Sitorus, Sirait dan Manurung.
Masyarakat Batak Toba, seperti etnik batak lainnya, sejak masa dahulu memiliki kebiasaan hidup secara nomaden menjelajah ke mana-mana, hingga saat ini pun orang Batak Toba masih suka melakukan perjalanan perantauan ke daerah-daerah lain, bahkan ke segala penjuru wilayah Indonesia hingga ke mancanegara. Karena kebiasaan merantau etnik batak ini lah, maka orang Batak "Toba" lebih dikenal di mana-mana. Istilah "horas" yang sebenarnya adalah milik sebagian besar etnik batak mulai dari Samosir, Humbang, Toba, Silindung, Simalungun, Angkola dan Mandailing pun lebih dikenal dimana-mana sebagai ungkapan "selamat" dari masyarakat Batak Toba.
Masyarakat suku Batak Toba, pada dasarnya hidup sebagai petani dan sebagai nelayan bagi yang bermukim di pesisir danau Toba. Tetapi saat ini berbagai bidang profesi telah mereka jalani, seperti pedagang, bekerja di sektor swasta maupun di sektor negeri. Tidak sedikit orang Batak Toba yang sukses di perantauan, menjadi pejabat penting di pemerintahan, pengacara maupun sebagai pengusaha sukses.


Tari Tortor Daerah Batak Toba, Tapanuli

Pengertian Tari Tortor Tarian Daerah Batak Toba Sumatera Utara. Tari Tortor ini merupakan jenis tarian purba yang dapat dijumpai di daerah Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir dan Samosir. Gerakan tarian ini seirama dengan iringan musik yang dimainkan menggunakan alat-alat musik tradisional seperti gondang, suling, terompet batak, dan lain-lain. Tari Tor-tor juga mengalami pengaruh dari luar yaitu India. Bahkan jika ditelusuri lebih jauh pengaruhnya bisa tercatat hingga ke Babilonia.


Kata "Tor-tor" berasal dari suara entakan kaki penarinya di atas papan rumah adat Batak. Penari bergerak dengan iringan Gondang. Tarian ini biasa ditampilkan saat ada ritual panen, kematian, dan penyembuhan.


Arti Tari Tortor

Menurut sejarah, tari tortor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh. Roh tersebut dipanggil dan masuk ke patung-patung batu yang merupakan simbol leluhur. Patung-patung tersebut tersebut kemudian bergerak seperti menari, tetapi dengan gerakan yang kaku. Gerakan tersebut berupa gerakan kaki jinjit-jinjit dan gerakan tangan.

 Jenis Tari Tortor

Berikut jenis tari Tortor dalam masyarakat Batak Toba :

1. Tari tor tor Pangurason (tari pembersihan). Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar. Sebelum pesta dimulai, tempat dan lokasi pesta terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan jeruk purut agar jauh dari mara bahaya.
2. Tari tor tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang raja. Tari ini juga berasal dari 7 putri kayangan yang mandi di sebuah telaga di puncak gunung pusuk buhit bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung (Pisau tujuh sarung).
3. Tari tor tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Biasanya digelar apabila suatu desa dilanda musibah. Tunggal panaluan ditarikan oleh para dukun untuk mendapat petunjuk solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Sebab tongkat tunggal panaluan adalah perpaduan kesaktian Debata Natolu yaitu Benua atas, Benua tengah, dan Benua bawah.

Ciri Khas Tor-tor

Tortor adalah tarian seremonial yang disajikan dengan musik gondang. Secara fisik tortor merupakan tarian, namun makna yang lebih dari gerakan-gerakannya menunjukkan tortor adalah sebuah media komunikasi, di mana melalui gerakan yang disajikan terjadi interaksi antara partisipan upacara.
Tortor dan musik gondang ibarat koin yang tidak bisa dipisahkan. Sebelum acara dilakukan terbuka terlebih dahulu tuan rumah (Hasuhutan) melakukan acara khusus yang dinamakan Tua ni Gondang, sehingga berkat dari gondang sabangunan.

Demikian Informasi yang bisa saya sampaikan mengenai budaya khas Batak Toba, Tapanuli Sumatera Utara. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, Saya mengucapkan banyak terima kasih karena telah menyempatkan diri untuk berkunjung ke blog ini.

Mauliate Godang dan Horas ...!!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar