Suku Batak
Toba, adalah satu etnik dari sekian
banyak rumpun Batak yang terdapat di Sumatera. Wilayah pemukiman suku Batak
Toba meliputi kabupaten Toba Samosir yang terdiri dari Balige, Laguboti,
Parsoburan dan Bor-bor dan sekitarnya.
Pada
masa dahulu wilayah suku Batak Toba berada di Tapanuli Utara dan Tapanuli
Tengah, yang disebut sebagai satu kesatuan etnis saja, yaitu suku Batak Toba.
Tetapi karena terdapat perbedaan letak geografis dan pembagian distrik, maka
saat ini suku Batak Toba dibagi menjadi beberapa puak Batak, yang disebut
sebagai Rumpun Tapanuli yang
saling berkerabat dekat secara kultural, yaitu suku Batak Toba, Batak Samosir,
Batak Humbang dan Batak Silindung. Selain beberapa puak tersebut , suku Batak
Toba juga masih berkerabat dengan suku Batak Angkola dan Batak Mandailing.
Salah
satu kedekatan antara beberapa puak di atas adalah dapat dilihat dari mayoritas
penduduk asli suku Batak Toba adalah marga-marga Hutabarat, Panggabean, Simorangkir,
Hutagalung, Hutape, Lumbantobing dan Pardosi. Ke 7 marga tersebut adalah
keturunan dari Guru Mangaloksa, salah satu anak Raja Hasibuan dari wilayah
Toba. Demikian juga dengan marga Nasution yang banyak tinggal di wilayah Padang
Sidempuan adalah saudara kandung marga Siahaan dari Balige, kedua marga ini
berasal dari keturunan leluhur yang sama.
Walaupun
saat ini beberapa tulisan menyatakan berbeda, tetapi berdasarkan sejarah
budaya, adat-istiadat dan bahasa, suku-suku batak di Tapanuli berasal dari
rumpun asal usul yang sama. Hanya saja karena telah terpisah sekian lama, maka
terbentuklah beberapa komunitas dengan identitas masing-masing yang sekarang
menjadi suku Batak Toba, Batak Humbang, Batak Silindung dan Batak
Samosir.
Komunitas
suku Batak Toba terkonsentrasi dalam wilayah Kabupaten Toba. Meski menurut
sejarah suku Batak, bahwa orang Batak Toba juga berasal dari Samosir, yang sejak
berabad-abad yang lalu telah bermigrasi ke daerah-daerah di seberang pulau
Samosir yang dianggap menjanjikan kehidupan yang lebih baik.
Orang
Batak Toba memiliki marga yang menunjukkan identitas dari keturunan mana mereka
berasal. Nama marga ini diperoleh dari garis keturunan ayah (patrilineal)
yang selanjutnya akan diteruskan kepada keturunan laki-laki secara terus
menerus. Menurut anggapan orang Batak, "anak" (anak laki-laki)
adalah raja, sedangkan "boru" (anak perempuan) berarti marga
putus sampai di situ. Marga-marga pada suku bangsa Batak Toba yang marbona
pasogit (berkampung halaman) di daerah Toba, dikatakan sebagai Sonak
Malela mempunyai 3 putera dan menurunkan 4 marga, yaitu: Simangunsong,
Marpaung, Napitupulu dan Pardede serta keturunan Nairasaon yang terdiri
dari Butar-butar, Sitorus, Sirait dan Manurung.
Masyarakat
Batak Toba, seperti etnik batak lainnya, sejak masa dahulu memiliki kebiasaan
hidup secara nomaden menjelajah ke mana-mana, hingga saat ini pun orang Batak
Toba masih suka melakukan perjalanan perantauan ke daerah-daerah lain, bahkan ke
segala penjuru wilayah Indonesia hingga ke mancanegara. Karena kebiasaan
merantau etnik batak ini lah, maka orang Batak "Toba" lebih dikenal
di mana-mana. Istilah "horas" yang sebenarnya adalah
milik sebagian besar etnik batak mulai dari Samosir, Humbang, Toba, Silindung,
Simalungun, Angkola dan Mandailing pun lebih dikenal dimana-mana sebagai
ungkapan "selamat" dari masyarakat Batak Toba.
Masyarakat
suku Batak Toba, pada dasarnya hidup sebagai petani dan sebagai nelayan bagi
yang bermukim di pesisir danau Toba. Tetapi saat ini berbagai bidang profesi
telah mereka jalani, seperti pedagang, bekerja di sektor swasta maupun di
sektor negeri. Tidak sedikit orang Batak Toba yang sukses di perantauan, menjadi
pejabat penting di pemerintahan, pengacara maupun sebagai pengusaha sukses.
Tari Tortor Daerah
Batak Toba, Tapanuli
Pengertian Tari Tortor
Tarian Daerah Batak Toba Sumatera Utara. Tari Tortor ini merupakan jenis tarian
purba yang dapat dijumpai di daerah Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba
Samosir dan Samosir. Gerakan tarian ini seirama dengan iringan musik yang
dimainkan menggunakan alat-alat musik tradisional seperti gondang, suling,
terompet batak, dan lain-lain. Tari Tor-tor juga mengalami pengaruh dari luar
yaitu India. Bahkan jika ditelusuri lebih jauh pengaruhnya bisa tercatat hingga
ke Babilonia.
Kata
"Tor-tor" berasal dari suara entakan kaki penarinya di atas papan
rumah adat Batak. Penari bergerak dengan iringan Gondang. Tarian ini biasa
ditampilkan saat ada ritual panen, kematian, dan penyembuhan.
Arti Tari Tortor
Menurut sejarah, tari
tortor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh. Roh tersebut
dipanggil dan masuk ke patung-patung batu yang merupakan simbol leluhur.
Patung-patung tersebut tersebut kemudian bergerak seperti menari, tetapi dengan
gerakan yang kaku. Gerakan tersebut berupa gerakan kaki jinjit-jinjit dan
gerakan tangan.
Jenis Tari Tortor
Berikut jenis tari
Tortor dalam masyarakat Batak Toba :
1. Tari tor tor
Pangurason (tari pembersihan). Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar.
Sebelum pesta dimulai, tempat dan lokasi pesta terlebih dahulu dibersihkan
dengan menggunakan jeruk purut agar jauh dari mara bahaya.
2. Tari tor tor Sipitu
Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang
raja. Tari ini juga berasal dari 7 putri kayangan yang mandi di sebuah telaga
di puncak gunung pusuk buhit bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung
(Pisau tujuh sarung).
3. Tari tor tor Tunggal
Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Biasanya digelar apabila suatu
desa dilanda musibah. Tunggal panaluan ditarikan oleh para dukun untuk mendapat
petunjuk solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Sebab tongkat tunggal
panaluan adalah perpaduan kesaktian Debata Natolu yaitu Benua atas, Benua
tengah, dan Benua bawah.
Ciri Khas Tor-tor
Tortor adalah tarian
seremonial yang disajikan dengan musik gondang. Secara fisik tortor merupakan
tarian, namun makna yang lebih dari gerakan-gerakannya menunjukkan tortor
adalah sebuah media komunikasi, di mana melalui gerakan yang disajikan terjadi
interaksi antara partisipan upacara.
Tortor
dan musik gondang ibarat koin yang tidak bisa dipisahkan. Sebelum acara
dilakukan terbuka terlebih dahulu tuan rumah (Hasuhutan) melakukan acara khusus
yang dinamakan Tua ni Gondang, sehingga berkat dari gondang sabangunan.
Demikian Informasi yang bisa saya sampaikan mengenai budaya khas Batak Toba, Tapanuli Sumatera Utara. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, Saya mengucapkan banyak terima kasih karena telah menyempatkan diri untuk berkunjung ke blog ini.
Mauliate Godang dan Horas ...!!!
Demikian Informasi yang bisa saya sampaikan mengenai budaya khas Batak Toba, Tapanuli Sumatera Utara. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, Saya mengucapkan banyak terima kasih karena telah menyempatkan diri untuk berkunjung ke blog ini.
Mauliate Godang dan Horas ...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar